Merupakan bintang paling terang di rasi bintang Taurus
Di awal artikel, Mama sudah tahu kalau Aldebaran merupakan salah satu bintang yang Menyusun rasi Taurus (rasi bintang yang berbentuk seperti banteng). Lebih tepatnya, ia berada pada posisi ‘mata’ dari wujud banteng Taurus sehingga kerap dijuluki sebagai “Bull’s Eye” (mata banteng).
Tidak hanya memiliki posisi yang spesial, Aldebaran ternyata merupakan bintang paling terang di gugus rasi Taurus. Dengan kecerlangan visual dalam rentang +0,75 hingga +0,95, Aldebaran memancarkan cahaya oranye-kemerahan atau ungu-kemerahan yang begitu terang.
Selain itu, ia juga menjadi bintang keempatbelas paling terang di langit malam setelah bintang Acrux. Wow banget kan, Ma?
Bisa dijumpai di setiap musim hujan
Dikarenakan cahaya terangnya, Aldebaran dapat dilihat dengan mata telanjang layaknya gugus bintang Pleiades. Bersamaan dengan rasi Taurus, bintang ini terbit ketika musim penghujan tiba.
Setelah matahari terbenam, Mama bisa langsung mencoba untuk melihatnya. Namun, Mama disarankan untuk pergi ke daerah yang tidak terlalu banyak polusi udara.
Selanjutnya, pandanglah langit utara. Kalau Mama melihat obyek terang berwarna oranye dengan kerumunan bintang di sebelah baratnya, maka yang oranye itulah bintang Aldebaran.
Ternyata, Aldebaran itu bukan sekadar nama tokoh fiksi dari sebuah cerita, melainkan juga merupakan sebutan untuk bintang paling terang yang ada di rasi Taurus. Semoga menambah wawasan Mama dan anak, ya!
Taurus adalah salah satu rasi bintang populer yang juga termasuk ke dalam penamaan zodiak. Rasi ini memiliki bintang terkenal yang bernama Aldebaran.
Aldebaran diketahui masuk ke dalam urutan bintang paling terang di langit malam. Namun, di balik bintang ini, ternyata ada beberapa bintang lain di Taurus yang tak kalah terangnya. Penasaran apa saja itu? Yuk, simak di bawah ini!
Elnath atau yang disebut juga Beta Tauri merupakan bintang paling terang kedua di rasi Taurus dengan kecerlangan magnitudo 1,68. Selain itu, Elnath juga termasuk ke dalam daftar bintang paling terang di langit malam, yakni di urutan ke-28.
Bintang ini terkenal karena posisinya yang terletak dekat dengan anti pusat galaksi Bimasakti. Hal tersebut membuat Elnath kerap dijadikan patokan atau penunjuk arah anti pusat galaksi dari Bumi.
Alcyone atau Eta Tauri ialah bintang paling terang ketiga di rasi Taurus dengan kecerlangan magnitudo 2,87. Bintang ini juga mendapat titel bintang paling terang di gugus Pleaides, salah satu gugus bintang terbuka yang mendiami rasi Taurus.
Dilansir The Nine Planets, Alcyone mempunyai massa yang enam kali lebih besar dari Matahari. Jaraknya dengan Bumi diperkirakan mencapai 448 tahun cahaya.
Baca Juga: 5 Fakta Orion, Rasi Bintang Sang Pemburu yang Mudah Kamu Temui
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Tianguan atau Zeta Tauri merupakan bintang paling terang keempat di rasi Taurus dengan kecerlangan magnitudo 3. Dilansir Universe Guide, bintang ini termasuk ke dalam tipe bintang raksasa yang memancarkan cahaya biru.
Menurut data Hipparcos 2007, Tianguan memiliki jarak sekiranya 444,97 tahun cahaya dari Bumi. Bintang ini bisa dilihat dengan mata telanjang, namun jika ingin mengamatinya dengan jelas, tetap harus menggunakan teleskop, ya!
Chamukuy atau yang memiliki nama lain Theta 2 Tauri adalah bintang paling terang kelima di rasi Taurus. Sama seperti Tianguan, bintang ini diklasifikasikan sebagai bintang rakasasa dengan tipe spektral A7III.
Chamukuy tidak berada pada garis yang membentuk rasi Taurus, melainkan mendiami bagian dalamnya. Berdasarkan tipe spektralnya, bintang ini diketahui memancarkan cahaya putih biru.
Lambda Tauri ialah bintang paling terang keenam di dalam rasi Taurus. Bintang ini termasuk ke dalam tipe bintang deret utama dengan sistem rangkap tiga. Lambda Tauri berada pada garis-garis yang membentuk rasi Taurus. Dilansir The Sky Live, bintang ini memiliki magnitudo 3,47 dan memancarkan cahaya berwarna biru.
Itulah urutan bintang paling terang di rasi Taurus selain Aldebaran. Jika langit malam cerah, kamu bisa mengamati bintang-bintang ini dengan leluasa. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuanmu, ya!
Baca Juga: 6 Rasi Bintang Ini Memiliki Cerita yang Tragis Dibalik Penamaannya
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Bintang keberuntungan tampaknya belum berpihak pada Shio Kambing di tahun 2023. Simak ramalan lengkap Shio Kambing di tahun 2023 berikut ini.
Pemilik Shio Kambing adalah mereka yang lahir pada tahun 1955, 1967, 1979, 1991, 2003, dan 2015. Mereka adalah orang yang menyukai perdamaian sehingga mudah mengalah untuk mencegah konflik. Mereka pun pendengar yang baik jika orang butuh curhat.
Hanya saja, si pencinta damai ini harus menghadapi tahun yang terbilang buruk. Suhu Tan, konsultan feng shui dan ba zi, berkata bahwa Shio Kambing dipengaruhi bintang Bai Ho alias macan putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sebuah bintang ganas yang fungsi kerjanya sama seperti Tian Gou, anjing langit," kata Suhu Tan pada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Senasib dengan Shio Ular, shio kambing juga akan mudah tertimpa masalah, sengketa, atau kasus yang bisa membuat mereka terjerat masalah hukum.
Yang membedakan, lanjut dia, pengaruh bintang Bai Ho lebih ganas daripada pengaruh Tian Gou yang menaungi Shio Ular di tahun ini. Shio kambing bisa mengalami masalah berkaitan dengan aksi premanisme dan kriminalitas yang lebih ekstrem.
"Kalau kena urusan polisi bisa berkepanjangan, sulit mendapat mediasi. Sengketa, kasus atau keributan secara hukum susah ketemu jalan tengahnya," imbuh dia.
Berikut peruntungan Shio Kambing di tahun 2023.
Ilustrasi. Percintaan Shio Kambing diprediksi rawan pada tahun ini. (iStockphoto/fizkes)
Percintaan Shio Kambing diprediksi rawan pada tahun ini. Mereka harus siap dengan berbagai konflik dan benturan yang timbul.
Foto: CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani
Dalam hal keuangan, ada potensi konflik dengan relasi atau rekan bisnis. Suhu Tan berkata, jika tidak pintar mengendalikan emosi, maka relasi bisnis Shio Kambing bisa rusak.
Shio kambing tahun ini harus banyak-banyak mengedepankan logika, terutama dalam mengambil keputusan.
"Akal sehat dikedepankan. Jangan mengambil sikap cuma karena terbawa sama suasana perasaan," kata Suhu Tan.
Shio Kambing perlu waspada akan konflik yang menimbulkan luka. Potensi keterlibatan dalam aksi premanisme dan kriminalitas rawan membuat Shio Kambing di tahun 2023 mengalami pendarahan.
Selain terbatas penggunaannya, masyarakat juga jarang melihat atau memperhatikan kalender Jawa dan kalender Islam yang biasanya disatukan dengan kalender Masehi dalam ukuran angka atau keterangan yang lebih kecil. Selain itu, sebagian kalender Masehi juga tidak mencantumkan kalender Islam, apalagi kalender Jawa.
Untuk keperluan sehari-hari, masyarakat menggunakan kalender Masehi yang dipakai secara internasional. Negara terakhir yang turut menjadikan kalender Masehi sebagai acuan untuk pengaturan administrasi sipil adalah Arab Saudi pada 2016. Sebelumnya Arab Saudi menggunakan kalender Islam. Kini, kalender Islam hanya digunakan untuk kepentingan ibadah dan kalangan terbatas.
Melemahnya peran keraton dan wilayah yang jauh dari pusat keraton membuat informasi tentang perubahan kurup atau pembaruan sistem kalender Jawa itu tidak sampai ke masyarakat.
Kekurangpahaman masyarakat tentang kalender Jawa dan kalender Islam membuat sebagian masyarakat menyebut perayaan 1 Muharam 1445 H yang berlangsung di sejumlah daerah pada Selasa (18/7/2023) juga menyebutnya dengan perayaan 1 Sura. Padahal, perayaan 1 Sura 1957 (Jimawal) baru akan digelar Karaton Yogyakarta dan Surakarta pada Rabu (19/7/2023) malam.
Tahun ini, 1 Muharam jatuh pada Rabu (19/7/2023) atau tepatnya Selasa (18/7/2023) selepas Matahari terbenam hingga Rabu (19/7/2023) sebelum Matahari terbenam. Karena awal hari kalender Islam dimulai pada malam hari, bukan dini hari seperti kalender Masehi, masyarakat biasanya menyebut 1 Muharam 1445 H ini jatuh pada malam Rabu, jarang yang menyebutnya Selasa malam.
Awal bulan (month) dalam kalender Islam ditentukan berdasar ketampakan Bulan (moon). Karena itu, kalender Islam disebut sebagai kalender astronomi. Untuk Muharam 1445 H ini, data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut, ijtimak atau konjungsi yang berarti kesegarisan Matahari, Bulan, dan Bumi yang jadi tanda fase Bulan baru terjadi Selasa (18/7/2023) pukul 01.32 WIB.
Akibatnya, pada Selasa (18/7/2023) petang saat Matahari terbenam, posisi Bulan di seluruh wilayah Indonesia telah memiliki ketinggian 5,03-7,50 derajat dan elongasi atau jarak sudut Matahari-Bulan mencapai 7,44-8,57 derajat. Umur Bulan berkisar 14,06-17,43 jam.
Dengan hisab kriteria imkan rukyat (kemungkinan terlihatnya hilal) yang dianut pemerintah dan sebagian besar organisasi masyarakat Islam, yaitu syarat masuk bulan baru jika ketinggian hilal minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat, maka 1 Muharam 1445 H jatuh pada Rabu (19/7/2023).
Demikian pula dengan hisab kriteria wujudul hilal (terbentuknya hilal) yang dipakai Muhammadiyah, 1 Muharam 1445 juga jatuh pada Rabu (19/7/2023). Syarat bulan baru dalam kriteria ini sudah terpenuhi semua, yaitu ijtimak terjadi sebelum maghrib, Bulan sudah di atas ufuk, dan Matahari terbenam lebih dulu dari Bulan.
Akibatnya, bulan Zulhijah 1444 H yang merupakan bulan ke-12 dalam kalender Islam memiliki panjang 30 hari bagi yang menggunakan kriteria wujudul hilal dan 29 hari bagi yang memakai kriteria imkan rukyat. Kedua kelompok ini memang memasuki bulan Zulhijah 1444 H secara berbeda sehingga Idul Adha mereka pun berbeda.
Perayaan tahun baru Islam di Indonesia yang jatuh pada Rabu (19/7/2023) itu juga sama dengan banyak negara di dunia. Sesuai data Proyek Pengamatan Hilal Pusat Astronomi Internasional (ICOP IAC) yang berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 1 Muharam 1445 H juga dirayakan pada Rabu (19/7/2023) di Arab Saudi, Turki, Malaysia, Libya, hingga Sudan. Namun, Pakistan baru akan merayakan tahun baru hijriah pada Kamis (20/7/2023).
Baca juga: Gerhana Matahari Bukan Tanda Awal Bulan dalam Kalender Hijriah
Meski sebagian besar umat Islam merayakan tahun baru Islam secara bersamaan, setiap negara dan ormas Islam memiliki kriteria awal bulan kalender Islam yang berbeda. Akibatnya, di satu titik mereka merayakan hari raya atau awal bulan secara bersamaan, tetapi di saat yang lain merayakannya secara berbeda. Kebersamaan yang terjadi hanyalah kebetulan belaka.
Kalender Islam tidak memiliki otoritas tunggal yang mengaturnya, termasuk di Indonesia. Ini adalah persoalan terbesar dalam kalender Islam saat ini, selain belum adanya kriteria tunggal. Meski pemerintah melalui Kementerian Agama mengatur penentuan awal bulan kalender hijriah, sebagian ormas Islam tetap menggunakan caranya sendiri.
Kondisi itu berbeda dengan kalender Masehi yang diatur oleh Gereja Katolik Vatikan. Meski kalender Masehi masih memiliki potensi kesalahan di masa depan, keajekan aturan yang menimbulkan kepastian membuat kalender ini dijadikan patokan untuk pengaturan administrasi sipil di semua negara di dunia.
Kalender Islam bersumber dari kalender Arab pra-Islam. Kalender itu digagas menjadi kalender Islam di era kepemimpinan Umar bin Khattab. Untuk epoch atau titik awalnya ditentukan berdasar waktu hijrah atau berpindahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, Arab Saudi, pada tahun 622 Masehi.
Satu bulan dalam kalender Islam memiliki panjang 29-30 hari. Namun, panjang hari di setiap bulan hanya ditentukan berdasarkan periode sinodis Bulan, dari ijtimak ke ijtimak berikutnya atau dari Bulan mati ke Bulan mati berikutnya.
Baca juga: Kalender Masehi Masih Menyimpan Kesalahan
Sistem perhitungan atau hisab sebenarnya bisa digunakan untuk menentukan panjang bulan setiap bulannya. Namun, untuk tiga bulan terkait ibadah wajib atau haram, yaitu Ramadhan (bulan ke-9), Syawal (ke-10), dan Zulhijah (ke-12), sebagian besar umat Islam tetap menentukannya dengan pengamatan (rukyat) hilal.
Sementara tahun baru Jawa pada 2023 ini, menurut kalender yang diterbitkan majalah dwimingguan berbahasa Jawa, Jaya Baya, 1 Sura 1957 (Jimawal) jatuh pada Kamis Pahing (20/7/2023) atau tepatnya dari Rabu (19/7/2023) selepas Matahari terbenam hingga Kamis (20/7/2023) sebelum Matahari terbenam.
Sama seperti penyebutan hari dalam kalender Islam, masyarakat umum akan menyebut 1 Sura 1957 (Jimawal) dimulai pada malam Kamis Pahing, jarang yang menyebut dimulai pada Rabu Legi malam. Masyarakat Indonesia memang memiliki budaya menyebut waktu terlebih dulu sebelum nama hari untuk menandakan bahwa awal hari dimulai pada malam hari. Akibatnya, masyarakat lebih suka menyebut malam Minggu daripada Sabtu malam.
Sistem Penanggalan Jawa
Kalender Jawa adalah kalender matematis, yaitu panjang setiap bulannya sudah ditentukan jumlah harinya dengan bulan berangka ganjil memiliki panjang 30 hari dan bulan berangka genap mempunyai 29 hari. Jumlah hari dalam satu tahunnya antara 354 hari untuk tahun basit (pendek) dan 355 hari untuk tahun kabisat (panjang).
Ketentuan panjang hari setiap bulan inilah yang membuat Idul Fitri dalam kalender Islam dan Jawa beberapa kali mengalami perbedaan. Bulan Ramadhan dalam kalender Islam bisa memiliki panjang 29 hari atau 30 hari, tetapi bulan Pasa dalam kalender Jawa yang setara dengan Ramadhan selalu memiliki panjang 30 hari.
Meski demikian, panjang bulan Besar 1956 (Ehe) atau bulan ke-12 pada kalender Jawa pada tahun 2023 ini berbeda dengan aturan biasanya. Sebagai bulan genap, jumlah hari bulan Besar seharusnya 29 hari, bukan 30 hari seperti sekarang. Jumlah bulan Besar yang memiliki 30 hari menandakan bahwa tahun 1956 (Ehe) adalah tahun kabisat dengan tambahan satu hari ditempatkan pada bulan ke-12.
Karena itu, seperti yang banyak beredar di media sosial, perayaan 1 Muharam 1445 H yang dirayakan Selasa (18/7/2023) malam dan banyak disebut juga sebagai tanggal 1 Sura, sejatinya belum masuk 1 Sura 1957 (Jimawal). Dalam kalender Jawa, Selasa (18/7/2023) malam masih masuk tanggal 30 Besar 1956 (Ehe). Perayaan 1 Sura baru akan diperingati pada Rabu (19/7/2023) malam atau malam Kamis (20/7/2023).
Baca juga : Kalender Islam dan Kalender Jawa, Produk Budaya yang Kian Terpinggirkan
Alasan itu pula yang membuat acara kirab Lambah Budaya Mubeng Benteng Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kirab Pusaka Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat baru akan dilakukan pada Rabu (19/7/2023) malam seiring datangnya 1 Sura 1957 (Jimawal).
Kalender Jawa, seperti disebut dalam buku Penanggalan Jawa 120 Tahun Kurup Asapon karya H Djanudji (2006), mulai digunakan pada 1 Muharam 1043 H atau 8 Juli 1633 M atau bertepatan dengan tahun 1555 Saka di zaman berkuasanya Sultan Agung Hanyakrakusuma sebagai Raja Mataram.
Suasana prosesi kirab pusaka di Keraton Kasunanan Surakarta, Solo, Kamis (10/2/2005).
Kalender Jawa dibuat untuk menyatukan sejumlah penanggalan yang digunakan masyarakat Jawa saat itu, yaitu kalender Saka digunakan umat Hindu dan kalender Hijriah oleh umat Islam. Kalender Jawa merupakan pencampuran antara sistem kalender Hindu dan kalender Islam.
Nama hari dan bulan diserap dalam kalender Jawa diambil dari kalender Islam yang telah disesuaikan penyebutannya sesuai lidah dan budaya orang Jawa. Sementara angka tahun tetap memakai tahun Saka. Dengan demikian, awal tahun pertama kalender Jawa adalah 1 Sura 1555 (Alip), bukan tahun 1 Sura 1 (Alip).
Meski demikian, kalender Jawa tetap memiliki sejumlah fitur unik yang khas. Salah satunya adalah konsep hari yang terdapat dua sistem, yaitu ”saptawara” atau siklus mingguan (minggon) yang terdiri atas tujuh hari dari Ahad sampai Sabtu dan ”pancawara” atau siklus pasaran yang terdiri atas lima hari, yaitu Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi. Konsep hari pasaran itu dinilai lebih tua dibanding konsep hari mingguan.
Dalam penulisan tahun Jawa selalu disertai nama urutan tahun dalam satu windu atau siklus delapan tahunan. Penamaan tahun pertama hingga kedelapan dalam satu windu itu adalah Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir. Jadi, tahun lalu 1956 (Ehe) merupakan tahun kedua dalam siklus windu dan tahun yang baru 1957 (Jimawal) adalah tahun ketiga dalam satu siklus windu.
Lihat juga: Obor Keliling Kampung Sambut Tahun Baru Islam 1445 H
Dalam satu windu terdapat tiga tahun kabisat yang ditempatkan pada tahun Ehe (tahun kedua), tahun Dal (kelima), dan tahun Jimakir (kedelapan). Karena tahun 1956 termasuk tahun Ehe, maka tahun yang akan segera habis itu termasuk tahun kabisat dengan panjang bulan Besar (bulan ke-12) menjadi 30 hari.
Aturan windu itu membuat panjang satu tahun dalam kalender Jawa adalah 354 3/8 hari. Sementara rata-rata panjang satu tahun dalam kalender Islam yang jadi acuan kalender Jawa adalah 354 11/30 hari. Saat digunakan sebagai acuan kalender Jawa, kalender Islam masih bersifat matematis meski tidak murni karena masih menggabungkan dengan pengamatan Bulan. Beberapa dekade terakhir, kalender Islam cenderung menjadi kalender astronomis, sedangkan kalender Jawa tetap matematis.
Kepadatan warga Tengger di kawah Gunung Bromo saat perayaan Yadnya Kasada di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Senin (5/6/2023). Yadnya Kasada merupakan sebuah upacara persembahan untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur suku Tengger yang digelar setiap Bulan Kasada hari ke-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger.
Perbedaan panjang hari itu membuat dalam 120 tahun terdapat 45 tahun kabisat dalam kalender Jawa dan 44 tahun kabisat dalam kalender Islam. Artinya, dalam 120 tahun kalender Jawa akan lebih cepat satu hari dibanding tahun Islam. Dalam jangka panjang, kondisi itu akan membuat kalender Jawa terus lebih maju dari kalender Islam sehingga tidak selaras lagi dengan kalender Islam.
Kondisi ini baru disadari setelah 72 tahun kalender Jawa berjalan. Untuk menjaga agar awal kalender Jawa bisa bersamaan atau setidaknya tidak berbeda jauh dengan kalender Islam, dibuat siklus 120 tahunan yang disebut kurup.
Tahun ke-120 dalam kalender Jawa atau tahun kedelapan (Jimakir) pada windu ke-15 yang seharusnya merupakan tahun kabisat dibuat tetap menjadi tahun basit. Dengan demikian, jumlah tahun kabisat dalam kalender Jawa dan kalender Islam (matematis) sama banyaknya, yaitu 44 tahun.
Dengan aturan kurup atau siklus 120 tahunan itu, Tahun Baru Jawa pada 120 tahun berikutnya akan jatuh satu hari lebih awal, baik dalam penyebutan hari ”saptawara” maupun ”pancawara”. Kasunanan Surakarta menetapkan 1 Sura 1627 (Alip), atau 72 tahun setelah pelaksanaan kalender Jawa, jatuh pada Kamis Kliwon. Selanjutnya, 120 tahun kemudian, 1 Sura 1747 (Alip) akan jatuh pada Rabu Wage.
Lihat juga: Memberi Makan Kerbau Bule Keramat Milik Kasunanan Surakarta
Indikator Alip, Rabu (dalam bahasa Jawa: Rebo), dan Wage itu kemudian disingkat Aboge dan menjadi nama kurup. Kurup Aboge ini berlangsung dari 1 Sura 1747 (Alip) sampai 29 Besar 1866 (Jimakir). Pada 1 Sura 1867 (Alip) yang jatuh pada Selasa Pon akan masuk kurup baru yang disebut Asapon (Alip, Selasa, Pon). Kurup Asapon inilah yang saat ini berlaku, dari 24 Maret 1936 M sampai 25 Agutus 2052 M.
Namun, nyatanya masih ada masyarakat Jawa yang memakai kurup Aboge. Melemahnya peran keraton dan wilayah yang jauh dari pusat keraton membuat informasi tentang perubahan kurup atau pembaruan sistem kalender Jawa itu tidak sampai ke masyarakat.
Bagaimanapun, kelanggengan kalender atau sistem penanggalan sebagai produk budaya akan tersingkir jika tidak digunakan. Baik kalender Jawa yang cukup mapan maupun kalender Islam yang masih mendebatkan soal kriteria awal bulan sama-sama memiliki tantangan berbeda untuk bertahan.
Ahli kalender yang juga astronom Indonesia, Moedji Raharto, seperti dikutip Kompas, 6 November 2014, menyebutkan, walau ada pro dan kontra atau kritik dan ketidaksempurnaan, sebuah kalender tetap harus digunakan agar lestari. ”Jika tidak dimanfaatkan, kalender akan hilang,” katanya.
Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriah.
Selamat Tahun Baru Jawa 1 Sura 1957 (Jimawal).
Cek peruntungan Shio Kambing di tahun 2023 berikut ini!
Setiap tahun, masing-masing shio dalam astrologi China akan menghadapi tantangan dan peruntungan yang berbeda-beda. Salah satu shio yang diprediksi akan memiliki peruntungan cukup baik di tahun 2023 mendatang adalah Shio Kambing.
Menurut astrologi China, untuk tahun 2023 pemilik Shio Kambing akan mendapatkan banyak keberuntungan, baik secara sosial maupun profesional. Tidak hanya itu, mereka juga akan memiliki banyak hasil keuangan yang positif di Tahun Kelinci Air, lho.
Ramalan Shio Kambing di tahun 2023 untuk keuangan
Dari sisi keuangan, pada tahun 2023 adalah tahun cukup hoki bagi pemilik Shio Kambing. Mereka akan sangat disibukkan oleh pekerjaan, baik yang berkarier sebagai karyawan maupun yang menjalankan bisnis sendiri.
Investasi di bidang perdagangan dan material bumi adalah pilihan yang paling tepat bagi Shio Kambing di tahun 2023. Kendati demikian, sikap kehati-hatian perlu tetap dijaga karena faktor ketidakpastian pada tahun depan juga wajib diperhatikan.
Jadi, apabila mendapatkan rezeki atau uang lebih sebaiknya langsung ditabung atau diinvestasikan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Apabila masih kebingungan untuk memulai berinvestasi dari mana, ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan penasihat keuangan yang tepercaya, ya.
Bagi pemilik Shio Kambing, disarankan lebih aware mengenai kondisi kesehatannya pada tahun 2023 karena kemungkinan masalah kesehatan akan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Bagi yang sering berolahraga atau melakukan aktivitas fisik juga tidak boleh lalai dalam menjaga kesehatannya.
Hindari memaksakan untuk terus berolahraga ketika kondisi tubuh sudah terasa lelah. Apabila merasa tidak enak badan segera konsultasikan kepada dokter, bahkan dalam kasus penyakit ringan sekalipun.
Bulan Juli dan November akan menjadi bulan terbaik bagi kesehatan Shio Kambing pada tahun 2023 mendatang. Meskipun secara umum kondisi kesehatan Shio Kambing cukup aman, namun tetap tidak boleh lalai dan harus menjaga kondisi kesehatan sebaik mungkin.
Nah, itulah ramalan Shio Kambing di tahun 2023 mendatang. Bagaimana pendapatmu tentang ramalan tersebut? Coba tuliskan di kolom komentar, ya!
Kamu sedang cari kost coliving eksklusif di lokasi yang strategis? Coba ngekost di Rukita saja! Salah satunya adalah Rukita Permata Tomang yang dekat berbagai kampus ternama di Jakarta Barat ini.
Selain itu, tersedia juga berbagai pilihan kost coliving Rukita lainnya dengan akses mudah dan dekat ke berbagai tempat. Cek selengkapnya dengan klik tombol di bawah ini, ya!
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.rukita.co. Sst, sekarang kamu juga sudah bisa booking unit langsung di aplikasi Rukita, ya!
Follow akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo, Twitter di @Rukita_Id, dan TikTok @rukita_id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!
Tissa Biani Bintangi Series CinLock, Perankan Kru di Balik Layar
Kenapa pengikut? karena Aldebaran mengikuti gugus bintang terbuka Pleiades melintasi langit. Keduanya berada di konstelasi Taurus. Berbicara tentang Taurus, Aldebaran juga disebut Alpha Tauri, karena merupakan bintang paling terang di rasi tersebut.
Aldebaran juga memiliki tempat khusus dalam penggambaran grafis Taurus, sang banteng. Di sebagian besar gambar, Aldebaran menggantikannya sebagai mata banteng berwarna oranye-merah yang cerah. Ini masuk akal karena banteng menyerang konstelasi tetangga Orion, sebagaimana dikutip dari How to Stuff Work.
Aldebaran bukan hanya bintang paling terang di konstelasi Taurus, tapi paling terang ke-14 di langit. Ini membuatnya kira-kira seterang Antares, juga disebut Alpha Scorpii, dan Pollux, yang merupakan bagian dari pasangan bintang terang di Gemini (bersama dengan Castor).
Alasan Aldebaran begitu terang adalah ukuran dan luminositasnya. Raksasa oranye itu berukuran sekitar 44 kali ukuran Matahari dan lebih dari 400 kali lebih bercahaya. Karena sangat eye-catching, Aldebaran menonjol dalam mitologi banyak budaya yang dapat melihatnya di langit malam.
Orang Seris di Meksiko barat laut menyebut Aldebaran dengan nama lain yakni Hant Caalajc Ipápjö, Queeto dan Azoj Yeen oo Caap ("bintang yang berjalan di depan"). Dalam astronomi Hindu, Aldebaran diidentifikasi sebagai rumah bulan Rohini dan sebagai salah satu dari 27 putri Daksha dan istri dewa Chandra (bulan).
Para astronom Yunani kuno menyebutnya "Lampadias", yang secara harfiah berarti mirip obor atau pembawa obor, yang sangat mirip dengan mitos Seris Aldebaran memberikan cahaya kepada tujuh wanita yang melahirkan sebagai Pleiades.
Melalui budaya yang berbeda, kecemerlangan dan kedekatan Aldebaran dengan bintang terkenal lainnya telah berperan dalam berbagai mitologi astronomi.
Editor: Dini Listiyani
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Buat Mama pencinta sinetron Indonesia, pastinya sudah tidak asing lagi dengan kata “Aldebaran”. Kebetulan, nama tersebut merupakan tokoh yang diperankan oleh aktor Arya Saloka dalam sinetron Ikatan Cinta.
Akan tetapi, nama Aldebaran sendiri sudah digunakan sejak lama yakni sebagai identitas dari sebuah bintang penyusun rasi Taurus. Selain itu, Aldebaran nyatanya termasuk ke dalam salah satu bintang paling terang sejagat raya, lho.
Masih ada fakta lainnya dari obyek luar angkasa yang satu ini. Kalau Mama penasaran, langsung saja baca kumpulan fakta bintang Aldebaran yang telah dirangkum Popmama.com di bawah ini!
KOMPAS.com- Nama bintang Aldebaran akhir-akhir ini menjadi ramai diperbincangkan masyarakat, baik di dunia maya melalui media sosial maupun secara nyata di kehidupan sehari-hari.
Peran yang dimainkan oleh bintang sinetron Arya Saloka dalam judul Ikatan Cinta itu memikat banyak hati masyarakat yang merasa terhibur dengan adegan dan cerita yang disajikan.
Namun, tahukan Anda ternyata jauh sebelum dikenal sebagai nama pemain bintang sinetron tampan seperti sekarang, nama Aldebaran sudah dikenal dalam ilmu astronomi oleh para peneliti, ilmuwan maupun astronom.
Apa itu Aldebaran dalam astronomi?
Aldebaran adalah bintang paling terang keempatbelas setelah Acrux dan terletak di konstelasi Taurus.
Baca juga: Fenomena Langit Maret 2021: Ada Konjungsi Bulan, Mars, Aldebaran
Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Andi Pangerang mengatakan bahwa nama Aldebaran berasal dari bahasa Arab al-Dabaran.
Artinya adalah 'sang pengintai atau pengikut' merujuk pada ketampakan bintang yang mengikuti Gugus Pleiades (Messier 45).
Kecerlangan visoalnya bervariasi yaitu antara +0,75 hingga +0,95 dengan kecerlangan rata-rata +0,86.
Menurut Andi dalam keterangan tertulisnya di laman edukasi sains Lapan, Aldebaran pada konstelasi Taurus ini dikelompokkan ke dalam kelas spektrum K5lll yang menandakan bahwa bintang terang tersebut merupakan bintang raksasa merah.
Baca juga: Astronom Temukan Bintang Neutron Aneh yang Sangat Terang
Ilustrasi bintang neutron paling misterius dan langka yang memancarkan gelombang radio aneh.
Aldebaran berjarak 65 tahun cahaya dari Matahari dengan ukuran 44 kali Matahari. Akan tetapi, bermassa 16 persen lebih besar dibandingkan Matahari.
Bintang paling terang di konstelasi Taurus, Aldebaran ini terletak di utara ekuator langit dengan koordinat (Asensiorekta, Deklinasi) 04 jam 35 menit 55,24 detik dan +16º 30' 33,49".
Ramalan Shio Kambing di Tahun 2023
Pemilik Shio Kambing adalah seseorang dengan kelahiran tahun 1955, 1967, 1979, 1991, 2003, dan 2015. Lalu, seperti apa ramalan lengkap untuk Shio Kambing di Tahun 2023 mendatang, mulai dari asmara, keuangan, karier, hingga kesehatan? Yuk, cari tahu selengkapnya di bawah ini!
Hubungan percintaan untuk Shio Kambing akan memiliki kualitas yang stabil dan langgeng. Bagi yang selama ini gagal dalam menjalin hubungan asmara, maka pada tahun 2023 mendatang akan ada titik cerah.
Bahkan, mereka akan menemukan cinta sejatinya dan tidak mustahil akan berlanjut hingga ke pernikahan. Bagi yang sudah menikah juga akan ada kabar baik, di mana kamu berpeluang untuk mendapatkan anak di tahun 2023, lho.
Selain itu, ketika ada masalah dalam rumah tangga Shio Kambing juga selalu menjadi juru damai yang tepat sehingga perselisihan cepat terselesaikan. Sedangkan, bagi yang sebelumnya memiliki hubungan kurang harmonis dengan keluarga atau teman dekat, maka pada tahun 2023 juga akan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
Tahun 2023 diprediksi akan menjadi tahun yang penuh dengan peluang bagus dalam meniti karier. Bulan yang diprediksi akan memberikan peluang tersebut adalah sekitar bulan Juni, Juli, September, hingga Oktober. Tentunya, pengalaman kerja dari beberapa tahun terakhir yang dijalani akan membuahkan hasil di bulan tersebut.
Bagi yang menjadi karyawan, nih, akan ada banyak bonus, promosi jabatan, hingga insentif tambahan yang akan diperoleh. Tentunya, hal tersebut akan menambah pundi-pundi uang Shio Kambing.
Sedangkan, bagi yang memiliki bisnis sendiri akan ada banyak peluang bisnis baru yang dijalani, mulai dari pembukaan toko baru hingga proyek yang sukses. Alhasil, akan memberikan keuntungan lebih besar bagi Shio Kambing dibandingkan bisnis-bisnis yang dijalankan sebelumnya.
Konjungsi Bulan, Mars, Aldebaran: 19 Maret 2021
Nah, bagi Anda yang penasaran dengan penampakan salah satu rasi bintang terang yang satu ini, perlu mencatat atau mengagendakan untuk mengamati kehadiran konjungsi (kesejajaran) Aldebaran dengan Bulan dan Mars.
Tepatnya pada tanggal 19 Maret mendatang, sejak akhir senja bahari yaitu 42 menit setelah terbenam Matari konjungsi tiga benda langit ini dapat Anda saksikan.
Baca juga: Mengagumkan, Peta Galaksi Bima Sakti Ini Ungkap Pergerakan Miliaran Bintang
Cobalah untuk mencari penampakan konjungsi Bulan, Mars dan bintang Aldebaran ini dari arah barat laut dengan ketinggian Bulan sebesar 45 derajat dan sudut pisah 3,97 derajat .
"Bulan juga berkonjungsi dengan Aldebaran dengan sudut pisah 7,04 derajat, sehingga membentuk konjungsi segitiga antara Bulan, Mars dan Aldebaran," jelasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa ketampakan terakhir dari tripel konjungsi ini terjadi di arah barat-barat laut pada pukul 22.20 waktu setempat dengan sudut pisah Bulan-Mars sebesar 3,00 derajat dan sudut pisah Bulan-Pleiades sebesar 6,18 derajat.
Adapun, puncak daripada fenomena konjungsi Bulan dan Mars akan terjadi pada tanggal 20 Maret pukul 02.18 WIB dengan sudut pisah 1,94 derajat .
"Berselang 20 menit kemudian, ketiga benda langit (Bulan, Mars dan bintang Aldebaran) ini sudah berada di bawah ufuk," ujarnya.
Baca juga: Punya Kesamaan dengan Matahari, Kenapa Jupiter Bukan Bintang?
JAKARTA, iNews.id - Aldebaran salah satu bintang paling banyak diceritakan. Astronom kuno di Timur Tengah, India, Yunani, Meksiko, dan Australia semuanya memiliki cerita untuk menjelaskan pancaran kemerahan Aldebaran. Yuk mengenal Aldebaran.
Seperti banyak bintang, akar nama "Aldebaran" ditemukan para astronom Arab yang nomenklatur bintangnya begitu menonjol dalam katalog bintang awal. "Aldebaran" berasal dari frase bahasa Arab "al Dabaran," yang diterjemahkan sebagai "pengikut."
Juga mengalami ‘gerhana’
Lebih tepatnya, Aldebaran dapat mengalami okultasi. Fenomena ini sangat mirip dengan gerhana di mana pada okultasi, cakram sebuah benda langit dapat tertutupi oleh cakram benda langit lainnya yang kelihatan lebih besar dari Bumi. Dalam hal ini, Bulan yang tampak lebih besar dapat menutupi Aldebaran.
Hal sedemikian dapat terjadi karena bintang Bull’s Eye ini sangat dekat dengan garis ekliptika sehingga ketika Bulan tampak telah berada di rasi bintang Taurus dari Bumi, ‘gerhana’ Aldebaran bisa sewaktu-waktu terjadi.
Nah, okultasi dari bintang raksasa merah ini sebelumnya pernah terjadi pada bulan September 2018, lho. Selain itu, okultasi Aldebaran lainnya diperkirakan baru terlihat pada Agustus 2033 nanti.
Namanya berasal dari bahasa Arab yang berarti ‘pengikut’
Pastinya Mama penasaran kenapa bintang ini disebut Aldebaran, kan? Jadi berdasarkan penjelasan dari Andi Pangerang, peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), kata Aldebaran berasal dari bahasa Arab “al-dabaran” yang artinya pengintai atau pengikut.
Nama itu disesuaikan dengan karakteristik Aldebaran itu sendiri di mana ia akan muncul setelah gugus bintang Pleiades (Meisser 45). Alhasil, bintang ini menerima julukan sedemikian karena seolah-olah mengikuti Pleiades.
Lebih tua dan lebih besar daripada Matahari
Kalau Mama mengira ukuran Aldebaran tidak beda jauh dengan Matahari, Mama salah besar. Rupanya, ia merupakan sebuah raksasa merah. Aldebaran tampak kecil di langit malam karena jaraknya yang begitu jauh, yaitu terletak 65,3 tahun cahaya dari Bumi.
Jadi, jari-jari bintang Alfa (julukan untuk bintang paling terang di sebuah rasi) yang satu ini berkisar 44,14 kali lebih besar dari jari-jari Matahari. Sehingga apabila disandingkan, Matahari seolah seperti tetesan tinta kecil.
Tidak hanya lebih besar, Aldebaran ternyata berumur lebih tua dari Matahari. Hal ini dtunjukkan oleh suhunya–Aldebaran bersuhu 3.700–5.200 Kelvin sedangkan Matahari 5.200–6.000.
Dalam menentukan umur bintang, semakin dingin suhu, semakin tua pula umur si bintang sehingga sudah dipastikan Aldebaran telah bersinar lebih dahulu di jagat raya.